
Membaca sudah menjadi kegiatan yang tidak asing lagi dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Menurut M. Hodgson dalam buku berjudul Learning Modern Languages (1960), membaca adalah suatu proses untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media berupa kata-kata atau bahasa tulis.
Sejalan dengan itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), membaca merupakan kegiatan melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) saja. Jika kita lihat, perkembangan era digital saat ini turut membawa perubahan dalam dunia literasi khususnya pada kebiasaan membaca, terutama di kalangan generasi penerus yang hidup di era modern ini.
Di era maraknya informasi dan digital saat ini, kegiatan membaca tidak hanya terbatas pada buku fisik atau cetak saja tetapi juga mencakup media digital seperti e-book, artikel atau jurnal online, dan mengikuti perkembangan zaman juga hadir media sosial. Secara sederhana inilah yang disebut dengan literasi digital.
Meskipun di era digital lebih menawarkan kemudahan untuk membaca secara praktis, seperti artikel singkat, jurnal atau bahkan hadirnya e-book, keefektifan membaca memang lebih dominan pada bahan bacaan fisik atau buku cetak dibandingkan sekedar membaca di media online saja.
Jika kita telusuri, data dari UNESCO, menunjukkan bahwa rasio perpustakaan di Indonesia masih terbilang rendah, pada tahun 2019 rasionya masih 0,33 per 100.000 penduduk. Ditambah seiring berkembangnya zaman, teknologi juga ikut berkembang dengan pesat, salah satunya yaitu media baca dan aksesnya. Ini artinya sumber bacaan bisa darimana saja tetapi untuk pembelajaran jangka panjang memang lebih baik buku secara fisik atau cetak.
Membaca memang bisa dari mana saja, bahkan dari selembar majalah sekalipun. Hanya saja, seiring berkembangnya zaman, kehadiran media digital membuat makna ini bergeser karena buku fisik pada sebelumnya, sekarang bisa dibaca melalui file portable document format (PDF) hanya di gadget.
Selain itu, mengingat sekarang akses terhadap buku cetak ataupun bahan bacaan masih menjadi tantangan tersendiri terutama di Indonesia. Survei dari Most Literate Nations, mencatat bahwa meskipun minat baca rendah, tetapi masyarakat Indonesia sangat aktif di media sosial dan konsumen utama terhadap konten digital semakin tinggi, hal ini menunjukkan potensi besar terutama dalam mengembangkan literasi digital.
Dengan demikian, dengan meningkatnya penggunaan teknologi digital, terdapat banyak potensi besar bagi Indonesia untuk memanfaatkan media digital terutama dalam mengembangkan budaya literasi. Budaya membaca ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan suatu negara, dan setiap negara pastinya memiliki peran besar dalam mendukung budaya membaca dengan strategi atau kebijakan yang efektif.