
Al Itqan, Bukittinggi – Ali Akbar Navis atau dikenal dengan A.A Navis merupakan seorang sastrawan yang memiliki pandangan jalan hidup yang berbeda dengan laki-laki Minangkabau lainnya. Pada umumnya menempuh jalan hidup merantau untuk melanjutkan indah dan pahitnya kehidupan, akan menjadi kisah dan motivasi bagi generasi penerus bangsa.
Pandangannya dengan memilih jalan merantau hanyalah sebatas pindahnya tempat keberlangsungan hidup, berhasil atau tidaknya seseorang itu hanya tergantung kekreatifitasnya. Jika seseorang kreatif dikampung halamannya, mereka akan menikmati kesuksesan hasil kerja kerasnya di kampung halaman, dan sebaliknya jika seseorang sukses diperantauan itulah pilihan hidup yang ditempuhnya.
Sukses diperantauan dibawa ke tempat asal dan kembangkan kesuksesan, jangan lupa dengan diri sendiri dan jangan jadi kacang yang lupa pada kulitnya.
Sosok sastrawan yang banyak dikenal, sukses dengan pilihan jalan hidup yang ditempuhnya melalui tulisan cerpen, kesenangannya membaca majalah dari kecil memotivasikan dirinya menjadi seorang pengarang yang ulung yang menuangkan tulisan dengan caranya sendiri ke dalam bentuk cerpen.
Tulisan yang dituangkan memiliki ciri khas sindiran langsung dengan kondisi lingkungan. Walaupun dalam tulisan identik dengan lingkungan Minangkabau tetapi makna yang terkandung didalamnya berlaku untuk cakupan yang luas. Seperti dalam karyanya yang banyak dikenal dengan judul “Robohnya Surau Kami”. Dalam tulisan ini ditulis dengan gaya penulisannya sendiri yang menggambarkan bagaimana karakter tokoh itu sendiri, berisikan dengan pikiran kritis dan dituangkan kedalam bentuk tulisan yang secara tidak langsung memberikan sindiran pedas terhadap kondisi nyata yang ada dalam kehidupan.
Dalam karyanya “Robohnya Surau Kami” makna yang terkandung bukanlah surau yang roboh. Namun, dalam cerita tersebut mengungkapkan sosok orang yang selalu beribadah di dunia dan tidak ada pekerjaan selain mengingat, menyembah, menyebut nama Allah SWT, sibuk beribadah dan malas berusaha.
Dalam hal tersebut merupakan sesuatu yang bertentangan dengan ayat yang diturunkan allah kepada manusia, dalam al-qur’an memberikan penjelasan kepada manusia setelah manusia selesai dalam melaksanakan ibadah maka bertebaranlah dimuka bumi maksud ayat disitu memerintahkan manusia agar berusaha atau bekerja untuk memenuhi kebutuhan.
Efek yang ditimbulkan dari sibuknya beribadah memberikan dampak kepada lingkungan sekitarnya seperti diri sendiri dibiarkan melarat, anak cucu teraniaya, harta benda dibiarkan orang lain yang mengambil padahal itu hak pribadi yang diberikan Allah untuk kebutuhan hidup, diberikan nikmat yang begitu banyak tapi malas berusaha, malah sibuk dengan beribadah. Padahal Allah juga tidak menyukai sesuatu yang berlebih-lebihan.
Salah satu karya tulis A.A Navis yang satu ini tidak hanya sekedar berisi sindiran pedas namun memberikan nasehat dan juga pembelajaran, boleh selalu taat beribadah kepada Allah SWT tapi jangan berlebihan, selesai beribadah kepada Allah lanjutkan aktivitas dunia untuk memenuhi kebutuhan agar tidak menzolimi diri sendiri karena tidak terpenuhi kebutuhan hidup.