
Bulan yang paling agung akan segera berakhir, menandakan akan tibanya hari kemenangan bagi seluruh umat Islam di dunia. Idul Fitri, sebuah momen yang paling di tunggu-tunggu kehadirannya usai Ramadhan. Beragam ekspresi umat Islam merayakan hari kemenangan tersebut. Salah satunya Indonesia, terkenal dengan beragam fakta menarik dalam menyambut idul Fitri. Mulai dari tradisi mudik, baju lebaran, membuat ketupat dan kue lebaran, petasan dan kembang api, ziarah, pawai takbiran, silaturahmi dan yang tidak kalah penting yaitu THR (Tunjangan Hari Raya). Namun, jika digulir kembali, bagaimana dengan tradisi atau kebiasaan yang dilakukan Rasulullah SAW dalam menyambut hari kemenangan tersebut?
Idul Fitri kerap dikenal sebagai hari kemenangan, karena umat Islam telah berhasil menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama sebulan penuh dan ini adalah kemenangan spiritual atas hawa nafsu dan godaan duniawi. Perayaan hari Idul Fitri ternyata sudah ada sejak zaman Nabi, berikut beberapa kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam menyambut hari kemenangan:
Takbir
Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengumandangkan takbir pada malam terakhir Ramadhan hingga pagi hari satu Syawal. Hal ini telah termaktub dalam Q.S Al-Baqarah ayat 185 yaitu:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ
Artinya, “Dan sempurnakanlah bilangan Ramadhan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah”. (QS. Al-Baqarah: 185).
Memakai Pakaian Terbaik
Sebelum berangkat ke tempat shalat, Rasulullah SAW mandi terlebih dahulu kemudian mengenakan pakaian terbaik serta memakai wewangian. Disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah: “Dan dari Abdullah bin Abbas RA, ia berkata bahwasanya Nabi SAW mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha”. Dalam hadits riwayat Al Hakim, dari Al Hasan bin Ali RA. cucu beliau berkata: “Rasulullah SAW menyuruh kami agar memakai pakaian terbaik dan wewangian terbaik yang kamu miliki pada dua hari raya.” (HR. Al-Hakim).
Makan Sebelum Shalat Idul Fitri
Sebelum berangkat shalat idul Fitri Rasulullah SAW sarapan atau makan terlebih dahulu. Dari Anas bin Malik RA. berkata, “Rasulullah tidak berangkat pada Idul Fitri hingga beliau memakan beberapa kurma. (HR. Bukhari).
Mengambil Jalan yang Berbeda
Ketika berangkat dan pulang dari tempat dilangsungkannya shalat Idul Fitri, Rasulullah SAW memilih rute jalan yang berbeda. “Rasulullah SAW. biasa pergi ke tempat shalat Idul Fitri dengan berjalan kaki dan pulang dengan rute yang berbeda” (HR. Bukhari No. 986). Hal ini dilakukan agar lebih banyak bertemu dengan saudara seiman untuk saling memaafkan dan mempererat persaudaraan.
Menunaikan Shalat Idul Fitri
Rasulullah SAW melaksanakan shalat Idul Fitri bersama keluarga dan para sahabat baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak. Shalat ini dilakukan dua rakaat dengan takbir sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua.
Mengakhirkan Shalat Idul Fitri
Rasulullah SAW juga mengakhirkan pelaksanaan shalat Idul Fitri, biasanya pada saat matahari sudah setinggi dua meter. Hal ini dilakukan agar umat Islam memiliki waktu yang cukup untuk menunaikan zakat fitrah.
Mengunjungi Rumah Sahabat
Rasulullah SAW mengunjungi rumah sahabat ketika Idul Fitri datang, begitu juga dengan para sahabat. Pada kesempatan ini Rasulullah SAW dan para sahabat saling mendo’akan kebaikan satu sama lain. Hal in juga serupa dengan yang dilakukan oleh umat Islam pada hari Raya Idul Fitri.
Datang ke Tempat Keramaian
Pada saat hari raya Idul Fitri, Rasulullah SAW menemani Aisyah untuk melihat sebuah pertunjukan atraksi tombak dan tameng. Sebagaimana hadis riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim, bahkan saking asyiknya Aisyah sampai memunculkan kepala di atas bahu Rasulullah sehingga dia bisa menyaksikan permainan itu dari atas bahu Rasulullah dengan puas.
Penulis: Putri Diana