
Setiap orang berhak bahagia, sebuah kalimat yang sudah familiar di telinga. Kebahagiaan merupakan suatu hal yang didambakan oleh setiap individu. Tidak jarang manusia melakukan berbagai cara demi mencapai titik bahagia itu. Standar kebahagiaan setiap individu pun berbeda-beda, ada yang mendefinisikan bahagia itu ketika memiliki uang banyak dan barang-barang branded. Ada juga yang mengatakan bahagia itu apabila memiliki pasangan yang mapan dan setia, punya wajah good looking, bisa beli apa saja dengan penghasilan sendiri, bisa kumpul bersama keluarga, dan apabila segala yang diinginkan tercapai.
Namun tidak jarang dari mereka setelah mendapatkan versi bahagia yang mereka standarkan, hidup yang mereka jalani masih merasa kurang. Misalnya seseorang meletakkan kebahagiaan apabila memiliki kendaraan motor. Setelah berhasil memilikinya dia masih merasa kurang bahagia hingga meningkatkan standar kebahagiaannya memiliki sebuah mobil. Contoh lain misalnya seseorang akan bahagia apabila memiliki HP android, namun setelah dimiliki pun bahagianya hanya sementara dan dia malah makin bahagia apabila memiliki Iphone. Sering kali manusia membandingkan standar kebahagiaannya dengan orang lain, hingga pada akhirnya mereka tidak menemukan makna bahagia dalam diri mereka.
Sejatinya kebahagiaan tidak dicari namun diciptakan. Standar kebahagiaan yang dimiliki setiap orang adalah sebuah ego yang mereka ciptakan. Mareka tidak pernah tau bahwa bahagia yang mereka kejar merupakan sebuah ego yang timbul akibat membandingkan diri dengan orang lain.
Lantas bagaimana menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya? Berdasarkan pandangan Islam, berikut beberapa cara menemukan kebahagiaan yang hakiki:
Memahami Hakikat Kehidupan
Seringkali manusia sibuk mengejar kebahagiaan dunia hingga lupa bahwa tujuan hidup adalah untuk beribadah. Kita harus paham mengenai hakikat kehidupan. Hakikat kehidupan dunia adalah tempat mencari bekal untuk kelak kembali menghadap Allah SWT. Dalam Q.S Az-Zariat ayat 56, disebutkan bahwa tujuan kita diciptakan di dunia ini semata-mata hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Selanjutnya, dalam Q.S Al-Balad ayat 4 juga dijelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dalam keadaan bersusah payah. Jadi tanamkan dalam diri bahwa dunia bukanlah tempat bersenang-senang dan bukan mencari tempat kebahagiaan yang sempurna. So, tingkatkanlah ketakwaan kepada Allah SWT dan perbaiki diri menjadi lebih baik.
Bersyukur
Bersyukur dengan apa yang dimiliki adalah salah satu cara sederhana menumbuhkan kebahagiaan dan ketenangan. Banyak di antara kita terlalu perfeksionis terhadap segala hal, sehingga hal sederhana yang kita raih atau yang dimiliki menjadi tidak berarti. Padahal dalam Al-Qur’an telah dijelaskan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Q.S Ibrahim: 7). Dengan mensyukuri hal-hal kecil akan berdampak besar terhadap tingkat kebahagiaan kita.
Ikhlas
Seperti yang kita ketahui banyak manusia kecewa disebabkan karena ekspektasi tidak sesuai realita. Segala usaha yang dilakukan pupus atau tidak ada arti baginya karena hasil yang didapatkan tidak memuaskan. Sehingga hal tersebut menjadi salah satu penghambat kebahagiaan baginya. Perlu dipahami bahwa semua yang terjadi adalah ketetapan Allah SWT dan di balik kejadian yang tidak diinginkan pasti ada hikmahnya. Menerima segala sesuatu yang tidak bisa kita konstrol dapat memberi ketenangan dan kedamaian dalam jiwa.
Berhenti Membandingkan Hidup Dengan Orang Lain
Belakangan ini hidup bagaikan perlombaan, seseorang kerap membandingkan kehidupannya dengan orang lain. Tidak jarang rasa iri selalu menyelimuti hati ketika merasa kehidupan lebih buruk dari orang lain. Kita seringkali iri terhadap mereka yang memiliki harta berlimpah dan keluarga yang cemara. Padahal dibalik itu semua pasti ada ujian yang diberikan Sang Khalik. Terkadang seseorang mendapati karir bagus tapi Allah SWT mengujinya dengan sulit mendapatkan jodoh, seseorang mendapatkan suami yang dia idamkan namun diuji dengan perselingkuhan atau mereka keluarga yang cemara diuji oleh Allah SWT dengan masalah ekonomi. Di dunia ini tidak ada yang sempurna, maka stop membandingkan hidup kita dengan orang lain. Nikmati setiap langkah yang dijalani agar ujian yang dihadapi tidak merenggut kebahagiaan.
Tawakal
Dengan menyerahkan segala hal kepada Allah SWT dapat menjadikan hati tenang dan damai, karena kita tahu bahwa Allah SWT menguji hambanya sesuai kesanggupan, seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al Baqarah ayat 286, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.
Bahagia adalah pilihan hidup. Oleh karena itu bijaksanalah dalam menemukan kebahagiaan agar tidak terjebak dalam perasaan negatif. So, jangan lupa bahagia.
Penulis: Putri Diana