
Dalam sunyi malam yang mendalam
Ia menggurat mimpi di atas kertas
Di sela-sela waktu yang menghilang
Ada harapan yang terus membayang
Di kampus itu, langkahnya berjejak
Mengusung beban, mimpi tak beranjak
Ia di tempa diri di balik buku-buku
Di lorong panjang, melawan ragu
Langit tak selalu biru
Kadang awan gelap membisu
Uang kurang, waktu yang sempit
Namun jiwanya tak pernah surut
Ia tahu, toga bukan sekedar kain
Ia adalah janji pada tangan yang menanti
Ayah yang berkerja di ladang sunyi
Ibu yang berdoa di sajadah pagi
Setiap huruf yang ia baca
Adalah langkah menuju cita
Setiap tetes air mata
Adalah bukti ia tak menyerah
Kelak, dihari gemilang
Toga tersemat, nama dipanggil lantang
Ia berdiri di hadapan dunia
Menggenggam gelar, menggenggam asa
Penulis: Miftahul Jannah