
Dalam sebuah perjalanan di kampus, ada hari-hari tertentu yang mampu meninggalkan jejak mendalam. Hari ketika bukan hanya aktivitas akademik yang berjalan, tetapi juga nilai-nilai spiritual tumbuh dan mengakar kuat. Salah satu hari itu terjadi pada 5 Oktober 2025 lalu, ketika UKM ‘Ulumul Qur’an menggelar Wisuda Tahfidz Batch 2 di Lapangan Tenis kampus Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.
Sebanyak 37 hafidz dan hafidzah naik ke panggung satu per satu, menerima piagam penghargaan atas hafalan mereka. Dari jumlah tersebut, beberapa di antaranya bahkan telah menyelesaikan hafalan 30 juz. Hal ini menandakan sebuah capaian luar biasa di tengah padatnya rutinitas perkuliahan. Kekaguman dan tepuk tangan meriah datang dari peserta, tamu undangan, pengurus UKK, UKM, serta civitas akademika kampus yang hadir menyaksikan momen itu.
Dalam sambutan resminya, Ketua Panitia menyampaikan, “Wisuda tahfidz batch 2 ini akan menjadi bentuk apresiasi terhadap perjuangan kawan-kawan yang telah bersusah payah menghafal Al-Qur’an, berjuang waktu demi waktu. Ini bukan akhir dari perjuangan, tapi awal dari perjalanan panjang dalam mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.”
Kalimat ini bukan hanya sekadar sambutan pembuka, tetapi menjadi penanda pergerakan, bahwa wisuda bukan titik akhir, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar, menjaga, mengamalkan, dan menyebarkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan.
Sementara itu, Ketua Umum UKM ‘Ulumul Qur’an mengingatkan pentingnya menjadikan wisuda ini sebagai pijakan memperkokoh nilai iman dan akhlak. Ia menegaskan bahwa hafalan bukan sekadar capaian pribadi, melainkan sebuah amanah yang harus dijaga dan diamalkan.
Dengan mengangkat tema besar “Menguatkan Iman, Memperkokoh Akhlak, dan Mengabdikan Diri pada Al-Qur’an,” panitia dan pengurus UKM ingin menanamkan semangat bahwa gerakan Qur’ani bukan sekadar kegiatan tahunan, melainkan gerakan kolektif seluruh civitas kampus.
Acara ini membawa kita untuk merenungkan makna lebih dalam dari sebuah wisuda tahfidz. Di balik setiap sertifikat, ada malam-malam panjang penuh mujahadah, waktu yang dikorbankan untuk muroja’ah, air mata kesungguhan, dan doa-doa yang dipanjatkan. Para hafidz dan hafidzah ini bukan hanya mahasiswa biasa, mereka adalah penjaga Al-Qur’an di tengah arus dunia modern yang cepat berubah.
Beberapa minggu setelah acara selesai, gema lantunan ayat suci itu seakan masih terdengar di berbagai sudut kampus. Wisuda ini meninggalkan semangat baru yang menular pada mahasiswa lain untuk lebih dekat dengan Al-Qur’an, untuk menghafal, memahami, dan mengamalkannya. Tidak sedikit yang kemudian merasa termotivasi untuk bergabung dalam program pembinaan tahfidz berikutnya.
Wisuda Tahfidz Batch 2 juga menjadi cermin bahwa kampus ini memiliki ruh spiritual yang kuat. Di tengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi, kampus tidak kehilangan identitasnya sebagai ruang ilmu yang juga menjunjung tinggi nilai-nilai religius. Acara ini membuktikan bahwa intelektualitas dan spiritualitas dapat berjalan berdampingan.
Momentum ini juga menjadi ruang refleksi bagi kita. Bahwa keberhasilan seorang hafidz bukan hanya miliknya sendiri, melainkan hasil sinergi banyak pihak mulai dari pembimbing, teman seperjuangan, lembaga kampus, hingga lingkungan yang mendukung. Setiap ayat yang mereka hafal adalah investasi ruhani bagi masa depan umat.
Wisuda Tahfidz Batch 2 bukan sekadar seremoni tahunan saja melainkan gerakan nyata yang melahirkan generasi Qur’ani , generasi yang kokoh dalam iman, kuat dalam akhlak, dan siap mengabdi untuk kemaslahatan umat.
Penulis: Jumadil Jefrian