Mahasiswa Agent of Change: Generasi Apatis?

Di setiap zaman, mahasiswa selalu dipandang sebagai garda terdepan perjuangan bangsa. Mereka adalah “anak kandung sejarah” yang pernah mengguncang rezim, melawan penindasan, hingga menjadi simbol moralitas rakyat. Namun hari ini, wajah mahasiswa tampak berbeda. Jiwa bela negara yang dulu berkobar kini perlahan memudar seolah terkubur oleh gemerlap gadget budaya konsumtif, dan sikap apatis.

Fenomena ini nyata. Bahkan banyak mahasiswa yang lebih sibuk mengejar “like“di media sosial ketimbang memperjuangkan suara rakyat. Diskusi kritis yang dulu menjadi jantung pergerakan, kini kalah oleh obrolan ringan di cafe. Ironisnya, ketika bangsa dirundung masalah dari korupsi ketidakadilan hukum, hingga ancaman ideologi asing tidak sedikit mahasiswa yang memilih diam bahkan cuek dan merasa tidak peduli akan hal itu.

Padahal, bela negara bukan sekedar urusan angkat senjata titik bela negara berarti memilih kesadaran menjaga persatuan, berpikir kritis untuk mengoreksi kekuasaan, dan hadir bersama rakyat saat terjadi ketidakadilan. Hilangnya kesadaran ini adalah ancaman serius. Jika mahasiswa tidak lagi menjadi penopang moral bangsa, maka siapa lagi?

Tentu, kita tidak bisa menutup mata bahkan ada faktor penyebab dari kejadian ini, titik krisis kepercayaan terhadap pemimpin yang korup membuat mahasiswa muak. Titik dunia akademik pun kerap hanya menekan kompetensi teknis tanpa menanamkan cinta tanah air. Globalisasi menjerat mahasiswa dalam arus hedonisme sementara individualisme membuat mereka sibuk dengan dirinya sendiri.

Namun, apakah alasan itu cukup untuk menormalisasikan sikap apatis? Tentunya tidak. Justru di tengah krisis kepercayaan inilah mahasiswa seharusnya hadir sebagai penggerak perubahan. Mahasiswa yang sejati bukanlah mereka yang hanya mengejar gelar sarjana, tetapi mereka yang memiliki keberanian moral untuk membela kebenaran dan bangsa.

Hari ini bangsa kita membutuhkan mahasiswa yang berani kembali ke akar perjuangan mahasiswa yang berdiri di sisi rakyat, bersuara lantang melawan ketidakadilan, bahkan menghidupkan kembali semangat bela negara. Jika tidak, maka mahasiswa hanya akan dikenang sebagai generasi yang memilih diam ketika sejarah memanggil mahasiswa agent of change: generasi apatis?

Di setiap zaman, mahasiswa selalu di pandang sebagai garda terdepan perjuangan bangsa.

Penulis: Jumadil Jefrian

Loading

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *