Tradisi Membuat Kue Lebaran: Antara Tradisi dan Tren Modern

Sumber foto: harian mataraman

Menjelang lebaran tiba, suasana gembira menjadi pengisi di setiap rumah. Salah satu tradisi yang tidak tergantikan yaitu membuat kue lebaran. Kegiatan membuat kue lebaran ini bukan hanya sekedar hidangan untuk tamu saja, tetapi juga menjadi sebuah momen mempererat hubungan keluarga akan makna kebersamaan.

Tradisi membuat kue lebaran sudah pasti menjadi bagian dalam budaya masyarakat Muslim di berbagai daerah. Kue-kue ini sering kali dihidangkan sebagai bentuk rasa syukur atas kemenangan yang telah diraih setelah satu bulan berpuasa. Selain itu, jika kita lihat dari sisi kekeluargaan, kue lebaran juga menjadi lambang persatuan, dimana keluarga berkumpul dalam mengolahnya hingga dinikmati secara bersama pula.

Berbicara soal tradisi, jika dulu masyarakat sibuk mengolah sendiri, kini banyak dari sebagian orang yang memilih untuk lebih praktis dengan membeli kue langsung dari tokonya. Tren kue lebaran pun terus berkembang di zaman modern ini, dari resep warisan hingga kreativitas kekinian yang semakin menggoda selera.

Di berbagai daerah, kue lebaran hadir dengan beragam cara mengolahnya, mulai dari dipanggang, digoreng, dikukus bahkan menggunakan alat modern sekalipun yakni oven.

Dari Tradisi ke Trend Modern
Di era modern saat sekarang, tentu selera masyarakat juga ikut berubah. Jika dulu kita lihat pilihan kue hanya pada resep klasik turun temurun dan kini variasinya semakin beraneka ragam, mengikuti tren yang terus berubah. 

Hadirnya media sosial sebagai referensi melihat resep kue hingga kelas memasak yang ditayangkan di televisi turut berperan dalam memperkenalkan resep-resep kue lebaran. Hal ini menunjukkan bahwasanya kue lebaran bukan hanya soal tradisi saja tetapi juga bagian dari gaya hidup yang terus berkembang.

Di tengah berkembangnya tren kue lebaran, sudah barang tentu untuk jangan melupakan resep klasik yang sudah dikenalkan turun temurun asalkan antara tradisi dengan tren modern bisa kita selaraskan penerapannya.

Penulis: Pinkan Apriliani Herdita

Loading

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *