Malam Lailatul Qadar: Sebuah Refleksi Keimanan di Era Digital

Sumber foto: baznas.go.id

Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan, selalu menjadi kesempatan yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di bulan Ramadhan. Hal ini mungkin karena keistimewaan yang dimilikinya atau justru malam dimana Allah SWT menurunkan Al-Qur’an ke langit dunia hingga malam itu menjadi malam yang penuh dengan keberkahan. Terdapat riwayat yang mengatakan bahwa Lailatul Qadar jatuh pada malam-malam ganjil tepatnya pada malam sepuluh akhir di bulan Ramadhan. Walaupun tidak ada yang tau pasti kapan malam diturunkannya Al-Qur’an itu hadir untuk dimanfaatkan keistimewaannya.

Lailatul Qadar berasal dari dua kata yakni lailah dan qadr. Kata lailah bermakna malam hari sedangkan qadr bermakna ukuran atau ketetapan. Dari arti ini, maka Lailatul Qadar memiliki makna bahwa malam yang mulia dan penuh berkah dengan dilipatgandakannya pahala. Berbicara tentang bulan yang penuh berkah ini, banyak dari sebagian orang memandang bahwa keistimewaan dari bulan Ramadhan itu sendiri adalah dengan dimilikinya malam Lailatul Qadar ini, dimana setiap amal kebaikan yang dikerjakan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Selain itu bagi setiap insan muslim yang memanjatkan doa, maka jarang bahkan tidak mungkin doa tersebut ditolak oleh sang pemilik alam semesta.

Refleksi Keimanan di Era Digital
Di era digital saat sekarang, tantangan dalam meraih dan memanfaatkan keistimewaan di malam Lailatul Qadar semakin sulit. Bisa kita lihat, jika pada masa sebelum era digital belum terdapat banyak gangguan untuk beribadah, tetapi berbeda dengan kini yang sudah berada di zaman digital dimana tantangan dan gangguan semakin dekat menghampiri. Sosial media, konten digital, game online dan aplikasi hiburan lainnya sering kali menyita waktu bahkan menghilangkan kebiasaan beribadah yang pada sebelumnya dilakukan dengan teratur. Hal ini akan berakibat pada kualitas ibadah yang bisa saja semakin menurun.

Tetapi di lain sisi, era digital juga memberikan manfaat bagi umat muslim dengan tersedianya banyak akses untuk mencari keistimewaan malam Lailatul Qadar. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, individu akan bisa melakukan kajian, diskusi tanpa bertemu secara langsung. Selain itu terdapat banyak aplikasi yang menawarkan untuk berbuat baik seperti bersedekah, dimana kita bisa berinfak secara online yang diperuntukkan kepada orang-orang yang membutuhkan, menyebarkan ilmu bermanfaat dengan konten islami, serta berdakwah melalui video dapat menjadi cara efektif dalam meningkatkan kualitas keimanan terutama di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Hal ini menunjukkan bahwasanya era digital bukan erat kaitannya dengan hiburan saja tetapi juga menjadi peluang besar dalam meningkatkan kualitas ibadah asalkan memanfaatkan media digital secara bijaksana.

Malam Lailatul Qadar menjadi kesempatan yang baik dalam memperbanyak ibadah. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman, salah satu tantangan terberat dalam meraih keberkahan malam Lailatul Qadar adalah sulitnya menghindari kebiasaan memainkan gawai. Sikap yang sudah diajarkan Rasul, seperti menghindari diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat dan lebih berfokus dalam memperbanyak ibadah sudah semestinya menjadi sikap bijak yang diterapkan saat sekarang. Malam Lailatul Qadar pada sesungguhnya merupakan malam dimana individu mendapatkan hidayah untuk meningkatkan kualitas kerohaniannya.

Pada akhirnya, di era digital saat sekarang ini dimana maraknya informasi yang beredar akan bisa memegang kendali atas diri seseorang. Di samping hal itu, individu tetap harus bisa menyesuaikan diri dan fokus dalam meningkatkan ibadahnya. Oleh karena itu, sudah seharusnya setiap individu selalu memperbanyak ibadah bukan hanya pada malam Lailatul Qadar saja, tetapi setiap waktu akan menjadi kesempatan setiap individu dalam meningkatkan kualitas imannya.

Loading

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *