Mengapa Kebiasaan Membaca Buku itu Penting?

Hari ini, kita begitu disibukkan oleh hal-hal yang tidak begitu berarti penting, seperti halnya scrolling media sosial berjam-jam hingga kita merasa waktu 24 jam yang tersedia begitu sedikit terasa. Kebiasaan ini tentu saja baik dan bukan masalah berarti bagi kita saat ini, namun secara berkala dapat merusak otak kita sendiri. Karena pada dasarnya disaat kita scrolling medsos, konten yang disediakan untuk kita belum tentu yang kita butuhkan, sehingga tak jarang sebagai pemuas dopamine yang bersifat adiktif (kecanduan).

Toh saya pribadi, merasakan ini dulunya, bagaimana waktu terasa habis begitu cepat bahkan banyak tugas-tugas yang terbengkalai. Sehingga di suatu saat teman saya pernah menyampaikan permasalahan di atas, dan bagi saya awalnya ini hanya anggapan keliru, ternyata memang benar. Maka dari itu untuk keluar dari masalah tersebut, setidaknya kita bisa secara berkala mengurangi kebiasaan scrolling sosmed dan fokus pada kesibukan harian terlebih dahulu. Dan bagaimana jika masih merasa gabut? Membaca buku merupakan alternatif baik untuk menanggulanginya.

Memang benar, membaca buku itu pada awalnya membosankan dan membuat ngantuk. Sehingga tak jarang bermain gadget memberi kita kenyamanan dan hilang kantuk. Namun pada dasarnya, kita hanya belum menemukan buku yang benar-benar cocok untuk kita, toh seperti kata mbak Najwa Shihab “Cuma perlu satu buku untuk jatuh cinta pada membaca. Cari buku itu. Mari jatuh cinta”. Yang mana mau apapun genrenya tidak masalah, selagi kita memulai untuk membaca dan menikmatinya.

Ada hal menarik dalam kebiasaan membaca buku. Yakninya seseorang yang suka membaca buku ketimbang pecandu gadget, cara berpikirnya akan berubah, yang mana ia tidak akan mudah langsung bersikap atau berkomentar, melainkan ia akan mendapatkan informasi secara komprehensif. Dan menurut beberapa hari sistem saraf sensorik yang terbentuk oleh pembaca buku lebih baik dan saling terhubung ketimbang orang yang hanya scrolling media sosial.

Nah bukan alasan lagi membaca buku tersebut merupakan hal yang membosankan dan sebagainya. Kita hanya perlu memulai halaman pertama untuk melanjutkan ke halaman lain. Saat ini kebiasaan membaca buku sudah mulai di galakkan oleh berbagai komunitas lintas generasi. Mereka melakukan kegiatan membaca di suatu tempat dan kemudian saling menceritakan terkait buku apa yang mereka baca, selain itu acara diskusi buku bersama penulis juga banyak, dan kita bisa melakukannya sebagai inspirasi untuk kita berkembang menjadi penulis juga.

Para pendiri bangsa tidak pernah lepas dari membaca buku, contohnya saja mantan wakil Presiden kita yakni Moh.Hatta ketika akan diasingkan di Digul, dia membawa peti sebanyak 16 buah, yang mana ternyata setiap peti tersebut berisikan buku, dan seperti yang diucapkan olehnya “Biarlah saya diasingkan dimana pun, selagi bersama buku”, ucap Bung Hatta.

Nah dengan kita sebagai generasi muda yang akan menyambung estafet bangsa dan Negara, alangkah lebih baiknya kita memulai kebiasaan kecil ini sehingga menjadi nyaman. Bukannya kita perlu memulai dari 1% untuk mencapai 100%? Mari mulai membaca kebiasaan saat ini, setidaknya satu halaman sehari.

Loading

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *