
LPM Al-Itqan–Mahasiswa KKN Kelompok 217 UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi yang berlokasi di Jorong Balai Salasa, Nagari Kampung Pinang, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, melaksanakan program kerja akhir dengan cara yang kreatif dan inspiratif. Workshop yang bertemakan “Introduksi Pengelolaan Limbah Plastik Menjadi Benda Berharga” ini mengajarkan masyarakat tata cara mengolah sampah plastik menjadi paving block ramah lingkungan. Program ini menjadi bentuk nyata kepedulian terhadap isu lingkungan sekaligus solusi alternatif atas masalah limbah plastik, terutama di sekitar pasar tempat mereka mengabdi.

Ketua Kelompok 217, Bung Fanky Albest, menyampaikan bahwa ide ini merupakan hasil dari diskusi dan observasi bersama seluruh anggota kelompok selama pelaksanaan KKN.
“Kami, seluruh tim Kelompok 217, melihat banyaknya limbah plastik di sekitar pasar yang dibuang sembarangan atau dibakar. Ini sangat merusak lingkungan. Maka kami sepakat untuk membuat solusi yang tidak hanya mengurangi limbah plastik dan polusi udara yang sia-sia, tetapi juga memilki nilai ekonomi bagi masyarakat,” jelas Bung Fanky.
Ia menambahkan bahwa proses pembuatan paving block membutuhkan waktu sekitar 45 menit, mulai dari pencairan plastik, pencetakan, hingga pengeringan. Produk ini kemudian dapat dijual dengan harga sekitar Rp5.000 per buah, sehingga bisa menjadi peluang UMKM berbasis lingkungan.
“Harapan kami dari tim 217, masyarakat khususnya di Balai Salasa bisa melihat bahwa sampah bukan hanya masalah semata, tapi bisa juga menjadi peluang,” tambahnya.

Kegiatan ini menuai apresiasi dari pemerintah setempat. Wali Nagari Kampung Pinang, Roni, S.AP, menyampaikan rasa bangga atas inisiatif Kelompok 217 KKN UIN Bukittinggi di Jorong Balai Salasa, yang telah membawa literasi lingkungan langsung kepada masyarakat melalui praktik nyata.
“Kami acungkan jempol atas kegiatan ini. Literasi dan praktik pengolahan sampah plastik menjadi paving block sangat bermanfaat. Ini bukan hanya ide kreatif, tapi juga relevan untuk pembangunan ramah lingkungan. Apalagi ini datang dari mahasiswa yang turun langsung ke masyarakat,” ujarnya.

Senada dengan itu, Camat Lubuk Basung, Ricky Eka Putra, menilai kegiatan Kelompok 217 KKN UIN Bukittinggi Jorong Balai Salasa sebagai model yang patut ditiru sebab bukan hanya teori tetapi juga praktik yang diiringi dengan observasi masalah di sekitar sehingga KKN bukan hanya pendekatan pada masyarakat tetapi juga memberi solusi di tengah masyarakat.
“Kami berharap kegiatan ini jadi contoh, tidak hanya di Kecamatan Lubuk Basung, tapi juga nagari-nagari lain. Bahkan, kalau dikelola dengan baik, ini bisa berkembang menjadi UMKM baru yang mendongkrak ekonomi warga,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, Kelompok 217 KKN UIN Bukittinggi membuktikan bahwa pengabdian mahasiswa tidak berhenti pada teori, tetapi juga mampu menjawab persoalan nyata di masyarakat dengan ide-ide inovatif dan berkelanjutan.
Penulis: Bung Fanky Albest (Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam)