Parkir Liar Masih Marak di UIN SMDD Bukittinggi: Dosen Juga Tak Tersentuh Aturan

LPM Al-Itqan – Sebagai mahasiswa UIN Sjech M. Djamil Djambek (SMDD) Bukittinggi, saya merasa prihatin dengan kondisi parkiran kampus yang hingga kini belum kunjung membaik. Kendati kampus telah meraih akreditasi “Unggul” dari BAN-PT, hal tersebut tidak sejalan dengan realitas pengelolaan fasilitas dasar, terutama dalam hal ketertiban parkir.

Saya menilai bahwa parkir liar masih menjadi persoalan nyata dan dibiarkan begitu saja. Hal ini terjadi bukan hanya karena kurangnya ruang, tetapi karena lemahnya penegakan aturan dan ketimpangan perlakuan terhadap pelanggar.

Perlu diingat bahwa isu ini bukan kali pertamanya disuarakan. Sebelumnya, sudah ada berita yang mengangkat persoalan parkiran, dengan harapan pihak kampus memberikan perhatian. Namun faktanya, hingga saat ini, belum ada langkah nyata yang terlihat. Entah karena belum dibaca, atau mungkin tidak dianggap penting. Tetapi yang jelas, suara mahasiswa belum mendapatkan respons serius.

Kondisi yang saya lihat di lapangan tetap sama dimana kendaraan diparkir sembarangan di depan rambu larangan, jalur masuk gedung terhalang mobil, dan area pejalan kaki disulap jadi lahan parkir dadakan. Mirisnya, pelanggaran ini tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa.

Lebih mengejutkan lagi, dosen dan bahkan rektor pun terlihat turut melanggar aturan parkir. Mobil dinas kampus kerap diparkir di tempat yang jelas-jelas dilarang. Lalu, siapa yang berani menegur? Tidak ada. Ini menandakan bahwa aturan hanya berlaku pada mereka yang tidak punya kuasa.

Saya merasa heran dan juga kecewa. Bagaimana mungkin kami diajarkan tentang disiplin dan etika, jika contoh nyata di lingkungan kampus justru menunjukkan sebaliknya? Keteladanan adalah kunci, dan saat ini kampus gagal dalam hal itu.

Penulis: Rahmat Hidayat

Loading

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *