
Masih dalam rangka peringatan hari perempuan internasional yang diperingati setiap tanggal 8 Maret. Peringatan ini tidak hanya menjadi simbol pencapaian perempuan di berbagai bidang saja, tetapi juga menjadi momen refleksi untuk terus memperjuangkan kemerdekaan bagi perempuan. Berikut kami sajikan beberapa tokoh pers wanita yang berasal dari tanah minangkabau.
Roehana Koeddoes
Roehana Koeddoes adalah perempuan Minangkabau pertama yang berhasil memasuki dunia pers Sumatra’s Westkust dengan menulis berbagai artikel di surat kabar Oetoesan Majoe. Aktivitas menulis di Oetoesan Majoe inilah akhirnya mendorong Roehana untuk memberanikan diri menerbitkan surat kabar perempuan Soenting Melajoe mulai 1912. Kehadiran Soenting Melajoe ini, dikelola penuh oleh perempuan yang akan berdampak positif pada peningkatan jumlah perempuan Minangkabau yang terjun ke dunia pers yang selama ini asing bagi mereka.
Saadah Alim
Saadah Alim (1898-1968) merupakan sosok perempuan Minangkabau lainnya yang muncul
dalam dunia pers Sumatra’s Westkust di dekade kedua abad XX melalui pendirian majalah Soeara Perempoean pada 1917. Saadah Alim memiliki latar belakang pendidikan sekolah keguruan Kweekschool Fort
de Kock dan mengajar sebagai guru HIS di Padang sejak 1918-1920. Ia kemudian meniti
karir sebagai guru di Meisjenormalschool di Padang Panjang. Selain mendirikan majalah, Saadah Alim juga pernah menjadi pembantu di majalah mingguan Bintang Hindia dan harian Bintang
Timur pimpinan Parada Harahap pada 1925. Dedikasi di bidang jurnalistik Saadah Alim lebih banyak dilakukan di luar Sumatra’s Westkust dengan menjadi redaktur majalah Krekost Magazine
(1930-1943), menjadi pembantu majalah mingguan Pustaka Timur serta Het Dag Blad Volks
Editie dari Java Bode.
Rasoena Said
Rasoena Said juga aktif dalam dunia pers dalam menyuarakan ide-ide dan pemikirannya tentang kemajuan perempuan. Pada majalah Koetamaan-Isteri cabang Medan, Rasoena menulis “Poetri dengan Jurnalistiek” (Oktober 1937), “Menentoekan Aliran Pergerakan Poetri Kita”
(Desember 1937). Rasoena Said bahkan menggagas penerbitan surat kabar Menara Poetri di Medan mulai Juli 1938.
Rangkaja Ch. Sjamsoe
Rangkaja Ch. Sjamsoe merupakan isteri Datoek Toemenggoeng memiliki tulisan cukup banyak yang ditemukan pada majalah Soeara Minangkabau edisi 1938. Rangkaja Ch. Sjamsoe bahkan secara khusus membuat kolom yang diberi nama “roeang isteri” di majalah ini sebagai wadah bagi pembaca perempuan akan berbagai pengetahuan dan keterampilan perempuan.
Siti Agam
Penerbitan surat kabar khusus perempuan yang menjadi media ekspresi dan ungkapan pemikiran perempuan melalui berbagai syair terus berlanjut. Selanjutnya yaitu
Soeara Kaum Iboe Soematera yang diterbitkan pertama kali pada 1925 di Padang Panjang. Penerbitan Soeara Kaoem Iboe Soematera berada di bawah naungan dari Organisasi Soeara Kaoem Iboe Soematera (S.K.I.S). Pimpinan surat kabar ini adalah Siti Agam dan Nurani Talawi yang kemudian dilanjutkan oleh Sjarifah Nawawi. Berita yang dimuat dalam surat kabar ini umumnya berkaitan dengan aktivitas organisasi S.K.I.S, seperti rapat-rapat,
pertemuan antar cabang dan segala hal yang sifatnya keorganisasian.
Sumber: Jurnal Pendidikan Sejarah