
Dalam resepsi wisuda angkatan ke-IX UIN Sjech Muhammad Djamil Djambek Bukittinggi, Prof. Nofiardi, M.Ag mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan orasi ilmiahnya kepada seluruh mahasiswa serta tamu undangan yang hadir dalam Studen Center UIN Bukittinggi.
Pada kesempatan ini beliau sebagai guru besar hukum keluarga mengangkat orasi ilmiah yang berdasarkan falsafah di Minangkabau.
“Kaluak paku kacang belimbing, tampuruang dilenggang lenggokkan, dibaok turun ka saruaso, anak dipangku kamanakan dibimbiang, urang kampuang dipatenggangkan juo, tenggang nagari sarato adat dan adat-adat lainnyo”
Prof. Nofiardi menjelaskan dari falsafah ini tiga hal penting dalam diri, yaitunya anak dipangku, kamanakan dibimbiang, orang kampuang dipatenggangkan juo.
Anak dipangku, bagian ini menjelaskan tentang tanggung jawab orang tua terhadap anaknya. Beliau menyinggung bagaimana banyak ujian dan cobaan yang dirasakan oleh kita semua terkhususnya orang tua sehingga anak-anaknya dapat diwisuda.
Beliau menegaskan bahwa ujian dan cobaan yang diberikan Allah SWT itu sangat sesuai dengan kemampuan diri masing-masing. “Terhadap segala ujian yang datang, biaya anak kuliah dan biaya-biaya yang lainnya, kita semua harus sabar dan bertahan” katanya.
“Ketika bapak ibuk dapat bertahan dengan cobaan, maka kebahagiaan itu akan datang” tambahnya.
Terkhusus mahasiswa beliau berpesan mengenai cobaan yang telah selesai dialami selama perkuliahan. “Hidup itu tetap berjalan, cobaan itu tetap datang, jangan takut dengan cobaan” ucapnya.
Beliau juga mengingatkan agar setiap orangtua jangan lupa untuk mendoakan anak-anaknya, begitupun sebaliknya anak jangan lupa meminta doa kepada orang tua. Beliau menguatkan dengan hadis Rasulullah, yang maksudnya, bagi seorang suami yang berusaha semaksimal mungkin, seorang suami yang kerjanya kerja berat, sehingga tangannya meleput. Dalam riwayat ini disampaikan seorang suami itu kerjanya memecah batu, karena memecah batu tangannya kasar. Melihat kondisi itu Rasulullah bersabda usaha yang dilakukan untuk menghidupi keluarga, anak dan istri, maka tangan seperti ini tidak akan disentuh api neraka.
Beliau kembali mengingatkan, anak dipangku dan bagi yang punya kamanakan dibimbiang, orang kampung perlu dipertenggangkan, serta mengingatkan jika kita semua akan kembali berlebur dengan masyarakat.
“Ingat kita akan kembali kepada masyarakat, jaga nama baik fakultas kita masing-masing, dan secara umum nama baik UIN Sjech Muhammad Djamil Djambek Bukittinggi”. tegasnya.
Wartawan: Elgi Kurniawan